Selasa, 07 April 2009

cermin

Tatkala kudatangi sebuah cermin, Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat. Namun aneh sesungguhnya aku belum mengenal...siapa yang kulihat.

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya? Apakah wajah ini wajah yang kelak akan bercahaya, bersinar indah di syurga sana, ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam.

Tatkala kutatap mata nanar hatiku bertanya ? mata inikah yang akan menatap penuh kelenjatan dan kerinduan menatap Allah swt, menatap Rasulullah saw, menatap kekasih-kekasih Allah kelak, ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot, menganga terburai menatap neraka jahanam. Apakah mata terlihat meksiat ini akan menyelamatkan? Wahai mata apa gerangan yang kau tatap selama ini.

Tatkala ku tatap mulut apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh kerinduan mengucap laailaahaillallah saat malaikat maut datang menjemput, ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur dengan lengking jeritan pilu yang mencopot sendi-sendi setiap pendengar. Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zakum jahanam yang getir penghapus,penghancur setiap usus. Apakah gerangan yang engkau ucap wahai mulut yang malang?

Berapa banyak dosa yang engkau ucapkan, berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam. Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu engkau ucapkan untuk menipu. Betapa jarang engkau jujur, betapa langka engkau menyebut nama Tuhanmu denagn tulus, betapa jarang engkau syukur memohon agar Tuhanmu mengampunimu.

Tatkala ku tatap tubuhku,apakah tubuh ini yang kelak akan penuh cahaya,bersinar,bersukacita,bercengkrama di syurga ataukah tubuh yang akan tercabik-cabik hancur mendidih di dalam lahar membara jahanam. Wahai tubuh berapa banyak maksiat yang engkau lakukan? Berapa banyak orang yang engkau dzolimi,berapa banyak hamba Allah yang lemah engkau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan padahal engkau mampu membantu, berapa banyak hak-hak orang lemah engkau rampas.

Ketika ku tatap hai tubuh, seperti apa gerangan isi hatimu, apakah hatimu sebagus kata-katamu atau sebagus caci-maki yang melekat ditubuhmu, apakah hatimu seindah penampilanmu atau sebusuk kotoranmu, betapa BEDA apa yang tampak dicermin dengan apa yang tersembunyi...dan apa yang tersembunyi...betapa aku telah tertipu oleh topeng. Teryata yang ku lihat selama ini hanya TOPENG belaka. Pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng. Keindahanku hanyalah topeng sedangkan aku hanyalah sesosok sampah busuk yang terbungkus, aku TERTIPU, akau MALU,ya Allah aku tertipu, Allah Akbar selamatkan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar